Seminggu lalu aku pulang kampung, pagi pagi berangkat ke bandara soetta, terus naik grabcar dan drivernya bilang, pak mau lewat toll? Siapin e-money.
Aku langsung entah kenapa kepikiran baru sekarang setelah bertahun tahun naik tol berkesempatan. Kenapa kita bayar toll?
Toll itu kan sebenernya fasilitas publik yang diberikan oleh pemerintah dari pajak negara. Dibuat jalan toll. Tapi kenapa sekarang tiap orang yang mau masuk kesana disuruh bayar lagi? Gak mahal dan gak murah emang, tapi kalau sering kesana ya bakal ada expenses khusus juga?
Tentu saja jawabannya adalah pemeliharaan jalan tersebut. Jalan tol sebagai urat nadi dari supply chain negara, tentu saja tidak boleh ada bottleneck yang terjadi disana. Alias tidak boleh ada hambatan seperti jalan rusak, atau jalan tutup karena ada perbaikan. Karena spesialisasi jalan toll itu ya jalan tanpa hambatan.
Tapi kenapa fasilitas public lain tidak dikenain cas ketika kita dateng juga? Mungkin kalau perbandingannya jalanan raya lain, oke kita tidak dikena cas. Tapi kalau parkir bagaimana? Kadang kita lupa, membandingkan sesuatu yang terlihat seperti apple to apple, padahal ada hal yang lebih bagus untuk dibandingkan.
Ya, kita memang dikenai cas untuk menggunakan fasilitas publik. Tujuannya pemeliharaan, dibebankan ke pengguna. Jalan toll, parkir, kamar mandi, semua dikenakan biaya. Kalau mau adil adilan, yaa gak masalah toh kalau dikenain biaya pengguna, toh kita memang make dan bayar. Tapi apabila kita sudah bayar, tapi tidak mendapatkan sesuatu yang seperti dijanjikan, itu yang sebenarnya bikin males.