Kenapa kita memilih pekerjaan kita

· 2 minute read

Kalau aku kilas balik:

Aku suka main game dan semenjak sudah pindah dari game console ke game online, well mainnya di laptop karena punyanya cuma laptop, aku merasa ngulik per komputeran adalah sesuatu yang kusuka. Padahal aku tidak pernah bener-bener ngulik. Aku main game, aku download game bajakan, dan aku berusaha agar game bajakan itu berhasil dimainkan. Dengan melakukan hal-hal hackish yang bahkan aku gak paham dari internet. Menyenangkan karena rewardnya juga menyenangkan. Darisitu aku berpikir bahwa, yah, ini sesuatu yang sulit yang MUNGKIN aku tidak akan menyerah melakukannya dikemudian hari. Pemikiran sangat simple, sesuatu yang seharusnya tidak boleh lagi dilakukan oleh anak yang sudah SMA.

Bikin game, tentu saja. Aku dulu pernah berdebat sama bapak mau masuk it supaya bisa bikin game. Konflik. karena dilihat orang bikin game tidak bisa mapan dan careerless. Aku bilang gak peduli. Tapi sedikit kita tau dulu, banyak orang mapan yang dari hasil bikin game, dan jauh lebih banyak yang tidak. Dan sedikit lagi aku tau juga bahwa, bikin game takes a lot of work! Sampai sekarang aku tidak pernah bikin game. Game simple pun takde.

Kuliah, tentu saja apa yang aku bayangkan tidak sesuai semua. Ada yang sesuai, tapi porsinya hampir sama dengan yang tidak. Belajar coding,dari 0 itu tidak gampang, apalagi dengan motivasi yang tidak align pada saat itu. Koding sekedar koding, mengerjakan tugas agar dapat nilai A. Atau bahkan sekedar untuk mendapatkan sensasi kepuasaan atas bisa menyelesaikan soal kompetitif programing.

Dan akhirnya pada semester 5, itu pemrograman android, dan aku langsung klik. Cukup konyol sebenarnya, klik sesimple karena IDE untuk pengembangan android saat itu, Android Studio bawaah Intelij sangat powerful. Bikin ngoding enak. Yang dulunya cuma pake sublime atau notepad ++. Dan bikin apps android itu, ada result yang keliatan, yang bikin rasa puas, dan menjadi feedback loop untuk terus mengembangkan skill disana. Di katalis lagi oleh insentif proyek-proyek yang kuambil waktu kuliah, bisa dapet duit yang cukup lumayan ketika masih kuliah, bikin jadi main suka dengan kerjaan ini.

Fast forward sekarang sudah tahun ke 4 di dunia profesional, dan aku masih melakukan pekerjaan yang ku bayangkan waktu kuliah. Suka duka, tapi lebih banyak suka. Dan setelah beberapa jalan, aku lebih suka untuk bikin suatu yang kecil dan bermanfaat daripada sesuatu yang fancy, tech savvy, high performance, tapi sedikit impact.

Mengingat alasan memilih pekerjaasn saat ini. Walaupun alasannya cuma uang, wajar. Karena ya bekerja memang untuk uang. Tapi kalau berada di kembimbangan pilihan, trik ini sebenarnya bisa dijadikan salah satu faktor penentu pilihan: Kenapa kita memilih pekerjaan kita saat ini?

comments powered by Disqus