Kepositifan dari kenegatifan

· 2 minute read

Mencari secercah harapan di kegelapan. Hidup itu pasti naik turun. Selama aku hidup 26 tahun, aku tidak pernah merasa hidup itu akan selalu di irama yang sama. Akan selalu naik turun, dan aku percaya tahun-tahun berikutnya akan sama. Seperti wave signal, naik turun.

Ada kalanya kita berada di kondisi terpuruk. Entah itu karena bisnis kita bangkrut, atau kita kehilangan orang terkasih, kita ditipu, dikhianati, atau hal-hal lainnya. Percayalah, ini akan berlalu, dan percayalah, setiap keterpurukan itu ada satu atau beberapa hal yang kita ambil dan bisa buat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Memang benar, kita gampang ngomong “ambilah hikmahnya” ke orang lain. Tapi ketika kita sendiri berada di sebuah keterpurukan, bahkan aku yang nulis ini, aku yakin aku tidak akan bisa sepositif itu. Ada satu hal yang akan menghalangi kita, perasaan ini dan otak ini. Cope mechanism kita sebagai manusia. Tapi gak masalah, biarkan waktu menjadi teman, menerangkan jalan bagaikan lentera di ujung lorong.

Bad newsnya adalah keterpurukan itu akan selalu datang. Ada dua jalur ketika berada dalam situasi ini. Mau lanjut terpuruk dan sengsara, menyalahkan kejadian itu atas segala hal yang tidak bisa kita gapai. Good newsnya adalah, keterpurukan itu subjektif. Jalur kedua: Kita bisa bangkit dari keterpurukan, menggali kepositifan yang ada disana, dan jadikan exp untuk diri naik level. Jadi keterpurukan itu akan datang aja. Tapi kita tidak merasakannya bukan karena keterpurukan itu tidak hadir, tapi karena diri ini sudah kuat.

Jangan minta untuk hidup yang mudah, tapi mintalah untuk diri yang kuat. Karena dengan meminta diri yang kuat, itu lebih achievable. Karena kamu, meminta kepada dirimu sendiri. Siapa yang paling tau dirimu sendiri dibandingkan kamu?

comments powered by Disqus