“At the end of the day, life is not just work”. Kira-kira itu yang dibilang pacar waktu kita diskusi mengenai hal yang ujungnya kesana. Minggu ini lagi banyak dinamika teruma di kerjaan. Yang menggoyahkan plan 1 dan 2 tahun yang sudah direncanakan. Mungkin karena aku terlalu into terhadap issuenya, jadinya aku tidak bisa melihat issue ini dari pandangan yang berbeda, tidak bisa melangkah beberapa langkah ke belakang dan melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Ketika kalimat itu muncul, aku langsung mikir, “ahh iyaa, kok aku bisa lupa”
Dulu aku pernah memiliki pandangan bahwa, kerja ini aneh. Kayak, kita tidak bisa menghadiri one time event, atau event langka sekedar karena kita sibuk kerja. One time event, digantikan dengan kerja yang tiap hari juga dilakukan. Ini sangat salah, di bagian prioritas, tapi entah kenapa society sekarang mewajarkan itu, kayak semacam hidup itu adalah kerja. Kerja adalah hidup.
Banyak sekali case ini, kalau mau dibuktikan satu persatu di sekitararanku. Aku juga sebenarnya sering mengalami hal ini, aku yang sadar, tapi sering mengalami hal ini jadinya juga tambah aneh, udah tau, tapi masih tetap dilakukan.
Mungkin kita bisa kembali ke pernyataan diatas. Hidup bukanlah hanya kerja. Yes, tentu saja kita harus kerja supaya bisa hidup. Mungkin di fase-fase ini yang membuat kita menjadi terdikte oleh keadaan bahwa kerja itu harus menjadi prioritas no 1. Tapi apabila, kita sudah melewati fase ini, coba bernafas dan bepikir sejenak, apakah worth untuk dilanjutkan? Apakah tidak ada cara lain?