Aku suka kopi kekinian. Walaupun aku gak butuh minum kopi, gak pernah ngidam kopi, tapi aku suka kopi kekinian. Aku lupa siapa yang memulai, mungkin ada sejarahnya ya kopi kekinian ini semacam variasi dari minuman boba. Kalau boba chattime. Kalau kopi kekinian mungkin fore, atau kopi kenangan ya yang memulai.
Favoritku sekarang ada konnichiwa. Aku tidak bisa bedain beberapa kopi kekinian yang ada, tapi konnichiwa ini memang lebih enak. Pacar udah kayak ambasador konnichiwa dan aku sering ikutan beli, dan memang konnichiwa paling enak dilidahku diantara yang lain.
Beberapa hari lalu aku nemu thread di twitter yang menyebutkan bahwa, kopi kekinian sebenarnya gula kekinian haha. Karena yaa, kandungan gulanya itu memang sebanyak itu. Aku jadi inget kasus susu kental manis,yang sebenarnya itu cuma gula, gak ada kandungan susunya, dibranding jadi susu kental manis supaya lebih laku dan familiar di mata masyarakat.
Gula ini memang sering dijadikan kambing hitam atas penyakit-penyakit dan sesuatu yang tidak sehat, seperti kegemukan, diabetes, obesitas dan lain-lain. Tapi gula ini kita butuhkan, buat energi. Memang, gak boleh banyak-banyak.
Ada alasan gula itu rasanya “manis”, dan rasanya kita suka, karena memang tubuh itu butuh gula. Mendapatkan gula = meningkatkan chance untuk bertahan hidup dari kekurangan energi. Tubuh kita di design kayak gitu. Tapi jaman sekarang gula dimana-mana, tubuh dan otak kita begok, gak ikut berevolusi, jadinya kesadaran kita yang mesti ngerem-ngerem.
Di twitter juga ada yang memprediksi beberapa tahun lagi, akan ada kedai minuman sehat kekinian yang menjamur, yang akan menjadi lebih populer dan mematikan semua kopi dan boba kekinian ini. Bisa saja benar. Minuman sehat, asal bisa dibikin tasty, pasti banyak orang bakal beli. Tapi sehat dan tasty biasanya berbanding lurus dengan harga, jadi lebih mahal. Tapi teknologi pangan juga terus berkembang walaupun tidak secepat teknologi informasi. Bisa saja beberapa tahun lagi sudah ada yang tasty, sehat dan murah.