Linkungan > willpower

· 2 minute read

Baru baru aja kejadian ini, karena aku sok-sokan tidak mau mengatur lingkungan supaya aku bisa melakukan sesuatu yang baik dilakukan, tidak melakukan yang harusnya tidak dilakukan, dan akhirnya tidak bisa melakukannya karena hanya bergantung pada willpower yang sangat fluktuatif karena terpengaruh kondisi pikiran, badan dan mental yang berbeda dan tidak seperti biasanya.

Lingkungan always win. Yang ngalahin kita tidak mau men-set environment supaya preventing tingkah laku yang tidak kita inginkan itu cuma ego kita. “Beh, gak usah gitu-gitu repot, aku bisa kok”. Gitu. Sometimes work, tapi tidak konsisten. Yang kita butuhkan adalah konsistensi, makanya tidak bisa menggunakan willpower terus.

Set environmentmu. Memang ribet di awal-awal perlu beradaptasi lagi. Tapi akan selalu lebih baik di longterm. Ketika sudah mulai konsisten dan sudah membaik, baru boleh lah mulai reduksi enviroment sedikit demi sedikit kalau misalnya itu memang mengurangi sesuatu yang tadinya disingkirkan.

Willpower, aku gak bilang ini buruk. Tapi willpower tidak konsisten. Karena alasannya diatas, selain willpower itu bisa habis. Levelnya bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi badan dan pikiran pada saat itu. Bisa aja gede, karena badan lagi fit, tidur nyenyak, makan bernustrisi. Bisa jelek karena sedang ada berita duka, kurang tidur, dehidrasi. Willpower akan selalu digunakan. Willpower dan environment akan selalu berdampingan. Willpower untuk kickin, environment untuk stabilizer.

So, kalau kalian ingin melakukan sesuatu yang baru atau yang susah, perhatikan lingkungan kalian. Adjust lingkungan kalian agar lebih mudah untuk melakukan itu.

comments powered by Disqus