Lost in Trivia

· 2 minute read

Kita sering disibukan oleh sesuatu yang terkadang tidak mendeliver kesebuah tujuan, tidak mencapai goals kita. Waktu malah habis mengerjakan hal-hal kecil yang kita kira kita itu bermanfaat yang sebenarnya adalah tidak. Lost in trivia.

Ketika kita berada di kondisi seperti itu. Kerjaan gak ada habis-habisnya, tidak pernah leha-leha tapi goals selalu tidak pernah tercapai. Yang salah adalah apa yang kita kerjakan. Bukan etos kerja kita.

Kita mengerjakan sesuatu yang memberikan impact kecil-kecil, tapi lupa akan hal yang impactnya besar. Terlihat tidak penting, tapi ternyata hal itu lah yang paling penting. Sering terjadi.

Cara untuk mengetahui ini sebenarnya retrospektif. Berhenti, mundur beberapa langkah, dan berpikir ulang dan jawab pertanyaan ini: Apa penyebab goals ini tidak tercapai padahal semua sudah ku kerjakan?

Tapi disisi lain, ada orang yang suka ini. Karena memikirkan pekerjaan yang tepat itu lebih menguras tenaga pikiran daripada melakukan hal-hal trivia kayak gini. Mereka suka karena mereka tinggal kerja, gak pake mikir. Mereka tau ada yang salah, tapi mereka tidak mau tau apa yang benar.

Tapi yang menurutku lebih bahaya adalah orang-orang yang suka melakukan ini, dan merasa ini harus dilakukan dan tidak mau melakukan retrospective karena dia merasa ini sesuatu yang harus tetap dilakukan tidak mau mendengarkan orang sekitar. Bahkan kita bisa kalah berargumen karena dia mendapatkan reasonnya sendiri, reason yang salah atas alasan mengerjakan hal-hal trivia ini. Ketemu orang seperti itu, well, tinggalkan kalau tidak bisa diberikan nasihat. Mereka tidak tau mereka salah.

Tapi itu, bedakan sibuk dengan produktif. Produktif ada outcomenya. Sibuk cuma menggunakan energi dan waktu untuk melakukan sesuatu, gak peduli ada outcomenya atau enggak.

comments powered by Disqus