Kenapa masa ini itu penting karena otak kita lagi aktif-aktifnya untuk merekontruksi dirinya dari berbagai stimulan yang kita dapatkan dari rangsangan luar. Hingga sudah early dewasa, mungkin 17-18 tahun. Masa-masa inilah yang akan mayoritas membentuk attitude kita selama hidup.
Dimulai dari sejak lahir. Karakter kita sudah terdefine sejak lahir. Sudah ada di DNA. Sudah kodrat lah istilahnya. Lalu karakter kita juga akan terbentuk ketika kita waktu masih balita. Bagaimana koneksi kita terhadap orang tua kita, saudara, pengempu. Itu benar-benar akan menjadi penyebab bagaimana karakter kita nantinya untuk beberapa tahun kemudian. Ini dua alasan pembentukan karakter yang paling deep di manusia, dan kita sampai sekarang sering kali melakukannya tidak sadar, yang usut punya usut pengaruhnya itu ada di level ini.
Ketika sudah menjadi kanak-kanak hingga remaja. Otak kita masih semakin bergejolak dan bereaksi. Karakter kita akan terbentuk dari bagaimana kita berinteraksi dari banyak hal, yang limitasinya sudah lebih lebar daripada ketika balita. Disini kita akan membentuk habit, terbentuknya sebuah pathway dalam otak untuk membudahkan kita melakukan sesuatu secara perulangan. Otak akan terus berubah-ubah, dengan semakin banyaknya potensi kebiasaan-kebiasaan yang kita bentuk selama masa ini.
Lalu ketika sudah melewati masa remaja hingga selanjutnya, otak kita sudah mulai stabil, pembentukan sudah tidak lagi seaktif dulu. Perubahan pembentukan masih bisa dilakukan, tapi butuh force yang lebih kuat, butuh kesadaran lebih dari orang tersebut untuk merubahnya. Biasanya ketika orang tersebut merasa sifat dia, atau aksi dan reaksi dia terhadap sesuatu itu dirasa jelek atau ada flawnya, dia akan berusaha untuk memperbaiki flawnya itu. Dan tentu hal yang pertama harus dilakukan, adanya kesadaran atas flaw itu. Makanya ketika orang yang sudah beda generasi disuruh melakukan sesuatu yang baru, keluar dari kebiasaanya dia, itu akan susah sekali.
Aku punya teori, kenapa aku sendiri, ketika sudah mendewasa ini, rasa-rasanya waktu itu berjalan begitu cepat. Sepertinya karena, kita, especially otak kita sudah tidak se-sensitif itu menerima berbagai macam ransangan dari external world. Karena otak sudah tidak se flexible dulu untuk menerima inputan dan mengolah untuk mengubah dirinya. Jadinya, kita sebagai manusia tidak banyak merasakan sesuatu yang baru dan berimbas pada persepsi waktu yang rasanya semakin cepat. Yah, mungkin itu.
Jadi dengan fakta ini, tugas kita sekarang adalah maksimalkan potensi tumbuh kembang anak cucu kita nanti, jangan sampai masa-masa kembang itu dilewatkan begitu saja, atau bahkan memberikan kenegatifan dalam hidup mereka selamanya.