Membaca dan Menulis

· 2 minute read

Peran buku selama 5 tahun terakhir menjadi faktor terbesar dalam pengembangan diriku. Tapi faktor itu semakin eksponen setelah aku juga mulai menulis.

Menulis membutuhkan sesuatu untuk dibaca, sehingga mau enggak mau kalau mau nulis harus banyak baca. Kedua aktivitas ini saling timbal balik untuk memberikan pengembangan diriku selama 5 tahun.

Ada sedikit penyesalan mengapa aku tidak aktif membaca dan menulis waktu SMA atau Kuliah. Tapi disisi lain aku juga tau karena, apapun yang aku baca waktu itu, walaupun konten dan buku yang ku konsumsi sama seperti sekarang, yang bisa diserap pasti beda. Perbedaan ini karena adanya faktor pengalaman, dan faktor umur. Prefrontal cortex juga belum seberkembang itu dulu. Walaupun ketertarikan kepada psikologi dan human nature pada jaman dulu juga terlihat kalau aku ingat ingat.

Oleh karena itu, membaca satu buku berkali kali di jenjang hidup yang berbeda itu sangat bisa untuk mendapatkan ilmu dan informasi yang baru terus. Cari buku yang seperti itu. Buku lindy, yang akan terus relevant selama peradaban manusia ini masih ada.

Tiap bulan aku wajibkan beli buku minimal 1. Kenapa? Balik lagi untuk pengembangan diri. Walaupun yang dibaca bukan tentang pengembangan diri. Itu ajaibnya. Cuma membaca, udah bikin diri ini berkembang.

Kalau ditanya sumbernya apa, buku tetap menjadi faktor terbesar. Audiobook juga ada, tapi tidak sebesar buku karena koleksi audibook yang aku punya (dan dengar) juga tidak banyak. Blog, ok. Tidak punya langganan blog, tapi ada beberapa evergreen posting yang aku masih ingat sampai sekarang. Twitter, twitter threads aku ada beberapa penulis yang aku suka baca dan itu juga membawa perubahan dihidup.

Kalau dipikir-pikir, kenapa buku yang menjadi faktor besar, salah satunya mungkin karena buku itu beli. Dengan ketika mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu, kita lebih menghargai sesuatu tersebut. Dengan kita menghargai, kita akan serius dan fokus untuk mengkonsumsi itu, dan hal ini buku, sehingga aku beneran mendapatkan pesan yang tersirat atau tersurat dibuku itu. Ya, mungkin. Ditambah ada “keharusan untuk menulis”, hasrat untuk mendapatkan informasi dari itu meningkat.

Membaca akan terus kulakukan. Akan ku pupuk juga ke anak dan cuci nanti. Menulis juga, sesekali tidak setiap hari, ketika dapat spark seperti ini. Aku stop kegiatanku 5 menit, lanjut menulis seperti ini.

comments powered by Disqus