Apa yang kamu lakukan, apabila kamu tau umurmu sudah tidak panjang?
- Resign dari kerjaan
- Melakukan hobi yang sudah lama ingin dilakukan
- Mengutarakan perasaan
- Minta maaf ke orang-orang yang pernah disakiti
- Meluangkan waktu lebih banyak ke keluarga
- Melakukan sesuatu bersama seseorang yang penting di hidup
Atau
- Menjarah, mengambil semua yang diinginkan yang bukan miliknya
- Melawan hukum, bertindak sesukanya, brutal
Mungkin ini posibilitasnya
Kadang kita lupa bahwa kita itu sebenarnya tidak hidup abadi. Kita adalah saudara dimata kematian. We are brotherhood and sisterhood of death. Kita semua akan meninggalkan dunia ini.
Kita tidak pernah terbiasa untuk membahas kematian. Karena kita memang di design untuk menghindari kematian. Membicarakan kematian sangat pesimistis di sosial. Tapi sebenarnya ini mantra yang powerful. Ketika kalian ingat kalian tidak hidup abadi, dan bisa kapan saja diambil dari dunia ini, pasti itu akan mengubah pandangan kita atas menjalani sisa-sisa hari itu.
Banyak cerita yang kita dengar atas, perubahan orang ketika memiliki kesadaran atas ini. Atau dari orang-orang yang mengalami near death experience, dapat pencerahan atas bagaimana memandang dunia. Aldi Taher salah satu contohnya.
Tapi kalau dilihat-lihat, ada possibilitas orang tersebut akan melakukan sesuatu yang diluar moral karena melihat dunia ini memang ujungnya akan berakhir. Mencuri, jahat, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, agresif. Posibilitas itu ada, tapi kenapa, setiap cerita yang kita dengar, tidak ada pernah yang bercerita seperitu itu?
Karena itu hanya jangka pendek. Hanya kekosongan yang akan mengisi setelahnya. Orang itu menginginkan fulfillment atas sisa hidup ini. Dan, melakukan sesuatu immoral, tidak bisa mendapatkan fulfillment itu.
Ketika orang sudah tahu bahwa ia tidak abadi, yang akan ingin dilakukan adalah, bagaimana supaya apabila sudah dijemput, tidak ada penyelasan selama. Tindakan immoral itu, pada akhirnya akan menjadi penyesalan.
Memento Mori. “Symbolic trope acting as a reminder of the inevitability of death”. Selalu ingat bahwa kita tidak hidup abadi, bisa menjadi fokus untuk melakukan sesuatu yang benar-benar penting buat kita. Sense of urgency, yang membuat kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu melakukan sesuatu yang tidak kita suka, di tempat yang tidak kita suka, bersama orang yang tidak kita suka.