Meremehkan No Code

· 2 minute read

Aku udah pernah mencoba no code. Beberapa kali, tools coba dikit, dan aku kurang suka. Ketika sudah bisa coding, no code dengan teknik drag and drop itu serasa lebih ribet dan riweh. Tapi sekarang aku merasa terbantu dengan no code.

Menurutku no code yang bisa bikin membantu adalah no code yang simple. Bukan no code yang sengaja di buat untuk coding-tanpa coding. Tapi no code memang dibuat untuk sesuatu yang simple, yang kustomisasinya sederhana. Kenapa no code seperti itu yang menurutku membantu? Karena learning curvenya kecil. Coba beberapa menit, langsung bisa. Dan itu beneran faster daripada ngoding, kalau memang mau bikin sesuatu yang constraintnya sesuai dengan si no-code nya.

Aku ada nyoba sekarang, google sites. Drag and drop website, landing page builder lah, yang free, dan bisa di custom domain. Gak pernah aku sesekali denger ada google sites selama ini, kayaknya dia memang gak populer. Tapi buatku sekarang, atas kebutuhanku, google sites ini hidden gem.

Buat orang yang tidak ngoding, no code tools ini beneran ampuh. No code tools yang super, kayak webflow, kalau mau belajar buat make itu aku yakin bisa bikin website yang modern. Yah memang itu tujuannya no code dibuat sih. Dan ini membuka mataku bahwa, jangan meremehkan no code. Karena bisa di spesific case, itu bisa membantu menghemat berpuluh puluh jam.

Cara untuk mencari no code. Sebenarnya tinggal google. Lalu pilih yang sesuai. Tapi kadang landing pagenya tidak bisa menggambarkan fitur detail yang mau kita cari, makanya yaa mesti dicoba, atau atleast liat-liat tutorial. Dan saranku, pilih no code yang populer, karena komunitas dan konten yang beredar aku yakin lebih banyak. Kalau ada sesuatu yang mesti ditanyakan, lebih gampang di cari.

comments powered by Disqus