No Pain No Gain

· 3 minute read

Sebuah quotes yang sangat familiar pastinya. Quotes ini datang dari gym, berasal dari dunia weight lifting. Dimana secara science, ketika ingin membesarkan otot, kita harus memberikan pain ke otot kita, ke tubuh kita, baru dia akan bisa membukakan jalan agar otot kita bisa makin kekar dan besar.

Sejujurnya, itu semua juga bisa di aplikasikan di konteks yang lebih luas. Salah satunya yang akan kita bahas disini adalah psikis.

Kita harus melatih mental, psikis kita sedikit demi sedikit. Sama ibaratnya kayak kita latihan beban. Ketika kita baru awal, kita tidak akan bisa langsung ngangkat barbel 30kg dong, kita harus start dulu dari yang levelnya ringan. Tapi tidak keringanan. Berat. Tapi tidak keberatan. Lalu terus menerus dilakukan iterasi beberapa bulan dan akhirnya akan mencapai beban angkatan 30kg.

Tapi, kalau misalnya kita langsung mau ambil yang 30kg. Kita bisa terluka, kita bisa cidera. Yang maunya jadi berotot, malah patah tulang dan harus recovery 6 bulan, tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Di konteks psikis juga bisa diterapkan. Ketika kita ingin melakukan sesuatu yang susah, berikan level kesusahan yang wajar. Jangan terlalu susah. Karena kalau terlalu susah, the worst casenya kita akan cidera, di konteks ini break down.

Kita coba pakai angka:

  • Ketika kita ingin melakukan sesuatu task yang membutuhkan psychology power = 150.
  • Current psychology power kita itu = 130.

Menurutku itu wajib dilakukan, supaya current psychology kita bisa stretch dan meningkat menjadi 150.

  • Tapi kalau misal psychology power yang dibutuhkan 200.
  • Current psychology kita itu 100.

Itu terlalu susah, minta bantuan atau tunda dulu dan kerjakan sesuatu yang lebih kecil seiring untuk meningkatkan psychology power kita. Analogi angkat beban itu sangat bagus disini. Bahkan setelah aku tulis ini aku sadar, mereka itu, fisik dan pskis itu terlatih dengan cara yang sama.

Latihlah psikis dan mental kita terus menerus supaya kita bisa menerima lebih banyak pain di dunia ini. Karena hanya pain yang bisa bikin gain. Semakin kita tua, semakin terlihat bahwa kita tidak ingin keluar dari zona nyaman. Lakukan dari sekarang, kalau punya anak ajari dari sekarang, bahwa pain itu dibutuhkan. Embrace the pain. Asal masih level wajar.

Ada norma sosial yang menjudge kalau kita memanjakan anak kita. Jangan “dimanja”. Aku setuju. Karena sebagai orang tua, aku yakin kita ingin sekali memanjakan anak kita, kita ingin anak kita bahagia terus, kita tidak ingin anak kita sakit. Tapi itu menurutku akan men-sacrifice tumbuh kembang anak. Kita tidak bisa terus bersama dia. Ketika realita datang ke anak, yang membutuhkan level mental yang berat, kebiasaan memanjakan anak bisa jadi bumerang. Karena bisa saja mereka tidak kuat, dunia ini keras, realita ini keras. Jadi harus mulai melakukan sesuatu agar psikis dan mental anak mulai terdevelop supaya dia bisa berjuang di dunia ini. Kadang memang sulit melihat anak “kesakitan” karena “keharusan”. Tapi percayalah, long term itu akan terbayar. Mereka akan berterima kasih sama kalian. Kalian kalau ingat pasti ada case-case berat waktu dulu, yang akhirnya kalian mikir “kalau gak digituin, aku gak bisa sampai gini”.

Also seharusnya banyak teknik dan trik parenting yang bisa dilakukan untuk ini. Ini common problem. Meningkatkan mental seiring dengan mengurangi tingkat pain yang diberikan, dan mengurangi tingkat “rasa benci” ke orang tua, harusnya sudah ada.

Yang menarik dari sebuah quotes adalah, dia sebenarnya beririsan. No pain no gain ini beririsan dengan keluar dari zona nyaman.

comments powered by Disqus