Kemarin nyepi. Aku secara intentionally pingin nyepi itu waktu awal kerja, nyepi tahun 2019 dan 2021. Dari kesadaran 2 tahun di jakarta nyepi, aku menemukan hal yang paling enak di dunia. Enggak ngapa-ngapain itu hal yang paling enak di dunia. Enggak mikir masa lalu, enggak mikir masa depan, enggak ngapa-ngapain.
Tahun lalu aku nyepi di Bali, dan beberapa pantangan bisa aku langgar, karena aku full waktu itu baca manga dan main IG. Yang menurut interpretasiku tidak boleh dilakukan waktu nyepi.
Tahun ini aku berhasil untuk tidak menggunakan internet. Yang aku lakukan adalah baca buku. Dari 2 buku on going akhirnya aku bisa menyelesaikannya, bahkan nambah 1 buku lagi yang on going.
Nyepi di Bali sering di inteprestasikan sebagai larangan budaya. Karena ya memang, pemerintah Bali sudah dari dulu sepakat untuk memaksa memutus jaringan seluler, menutup bandara, membuat penjagaan ketat di jalanan supaya orang tidak keluar rumah. Dari sana kerasa, nyepi sebagai larangan.
Padahal, nyepi itu bisa digunakan sebagai kesempatan. Dengan environment yang dibantu “sunyi” oleh pemerintah, momen ini bisa digunakan. Refleksi diri, dan resetting.