On Minum

· 2 minute read

3 Minggu lalu nikahan saudara. Seperti nikahan Bali pada umumnya, pasti ada minuman alkohol yang disajikan. Katanya aneh kalau orang Bali enggak bisa minum. Well padahal aku juga baru gede gini bisa minum haha.

Aku suka minum, karena aku bisa merasakan relaksasi yang diberikan ketika berada dalam pengaruh minuman itu. Well, walaupun after effectnya setelah bangun tidur itu terkadang tidak enak. Tapi selama proses, itu tidak bisa pungkiri, memang nikmat.

Selain masa-masa itu, hal yang paling aku suka juga adalah, kita bebas mengekspresikan segala hal yang biasanya hal-hal tersebut terkekang oleh sanksi sosial atau hukuman masa depan imajiner. Tapi satu hal yang aku sadari, kita bukannya tidak tau konsekuensi atas yang kita bicarakan, atau perbuat. Kita tau konsekuensinya, tapi kita tidak peduli. Minum minum bisa menjadikan kita individu ‘real’ dalam momen itu.

Pada saat itu bisa dibilang momen langka, karena aku dan kakaku yang tumben berdiskusi panjang lebar, tentang apapun, karena pengaruh minuman ini. Segala hal kita bicarakan, berbagai macam ilmu aku dapat dari berbagai cerita dan pengalaman manis dan pahit yang ia ceritakan. Sungguh momen cukup berkesan pada saat itu. Apalagi tiba-tiba bapakku juga ikut nimbrung meladeni kita yang udah setengah sadar, walaupun beliau tidak ikutan minum.

Ya, sepertinya faktor utamanya adalah itu. Momen itulah yang aku sukai dan aku cari-cari ketika minum kalau dipikir-pikir. Kalau aku prediksi tidak ada momen itu yang terjadi, aku memilih untuk tidak minum, karena seperti yang kubilang diatas, after effectnya lumayan painful

Tapi sebenarnya kalau dilihat fenomena “bisa real karena minum” itu kayak ironis. Ibaratnya kenapa kita baru bisa menjadi orang seperti itu ketika terpengaruh oleh alkohol, yang seharusnya kita bisa menjadikan itu kepribadian sehari-hari.

Oh tentu saja kita tau jawabannya. Kita makhluk sosial dan kita care terhadap bagaimana pembawaan kita berberanguh ke situasi sosial di sekitar kita. Kita care bagaimana kedudukan kita di komunitas atau masyarakat, dan kita care bagaimana agar orang-orang tetap memandang kita seperti itu.

Minuman beralkohol ini udah ada sejak jaman kerajaan romawi kuno. Desa kalau mengadakan feast pasti ada minumannya. Jadi menurutku fenomena ini udah ada dari dulu.

comments powered by Disqus