On Ngoding

· 3 minute read

Aku suka ngoding, terutama ngulik sesuatu hal yang baru. Tapi dari segi itu, sebenarnya aku juga tidak terlalu in to kesini. Aku terjun kesini setelah aku sadari aku enggak bener-bener “suka”, aku suka atas lifestyle yang diberikan implikasi dari berkecimpung di dunia ini.

Ngoding itu sulit, harus ekstra fokus juga untuk menyelesaikan task yang sulit. Tapi on the brighter side, segala bentuk kesusahan, bugs, itu solusinya tampil di text editor dalam bentuk code. Jadi bisa kita benerin dan dikerjakan. Dan tentu saja jangan lupakan sebegitu banyak “contekan” yang beredar di internet. Apalagi sekarang ada ChatGPT.

Jantung dari dunia ini adalah kebukaan teknologi. Jarang sekali ada sebuah organisasi yang mempatenkan teknologi. Sekalipun ada, pasti langsung ada freeware tandingan yang dikerjakan oleh komunitas. Sebegitunya komunitas ini untuk saling memberikan kontribusi. Menurutku cuma komunitas di dunia software ini saja yang se-open ini.

Dari dulu aku merasa, orang yang pioneer di dunia ini, software engineer, computer engineer, internet, itu orang-orang yang gaul. Well bukan gaul sih, mereka nerd, tapi mereka tidak kaku, mereka menentang cara konvensional habis-habisan. Karena dijamannya mereka merupakan sesuatu yang baru, jadi mereka punya power untuk menentang kejenuhan atas cara-cara lampau. Darisana muncul komunitas mayoritas yang memiliki satu suara untuk menentang teknik teknik konvensional.

Salah satunya teknik untuk membangun sebuah proyek. Salah satunya. Bisa kita lihat perbedaan project management untuk membangun sebuah perumahaan dengan membangun sebuah software. Tentu saja untuk membangun sebuah software bisa kita tiru teknik management proyek untuk membangun perumahan, tapi para pioneer memilih untuk tidak karena itu terlalu konvensional, ketinggalan jaman, kaku, dan terlalu banyak inefisiensi disana-sini. Mereka punya kuasa, punya momentum untuk tidak meniru itu.

Dan setelah di tarik lurus, akhirnya hadirlah lifestyle seperti ini yang dihadirkan oleh komunitas jaman dulu. Kerja remote, walaupun ke kantor semua serba santai, jarang ada yang pakai bisnis outfit. Mereka yang mencipatkan lifetyle itu, dan stakeholder stakeholder yang kebergantungan dengan mereka, akhirnya me-loose-kan segala peraturan dan ngikut dengan cara kerjanya.

Orang-orang diluar bidang ini serasa melihat hal yang tidak lumrah. “Dirumah mulu kok kaya, pasti ngepet”-semacam itu.

Dengan berkembangnya AI Assistant untuk mempermudah kita membangun software, barrier untuk bisa ngoding itu semakin rendah. Banyak pro dan cons yang beredar kalau nanti para programmer tidak akan laku, dan tergantikan oleh AI. Melihat perkembangan AI yang sangat signifikan saat ini, aku masih percaya itu bisa terjadi. Tapi, kalau melihat di lingkungan sekitar sebagaimana pemanfaatan teknologi informasi untuk bisnis dan lain-lain itu masih sangat-sangat jomplang. Skill programmer tetap akan diperlukan.

Aku menyarankan orang-orang untuk belajar ngoding. Mengerti basic aja menurutku sudah sangat ok, ibarat apabila kita mau bangun rumah, kita tidak perlu bisa bangun rumah, tapi kita paham apa-apa saja yang mesti diperhatikan.

Disisilain banyak testimoni yang mengtakan bahwa ngoding itu membantu kita untuk berpikir secara terstruktur. Dan itu terapply di berbagai macam bidang. Aku sependapat dengan ini.

comments powered by Disqus