Sering kali kita mencari solusi atas suatu masalah yang sebenarnyaa mudah, tapi kita mencari solusi yang lebih ribet, lebih memakan resources tenaga, pikiran dan biaya. Kita sering overcomplicating sesuatu. Mempersulit keadaan.
Yang jelas, apabila ada masalah yang kita merasa solusinya itu complicated dan akhirnya kita malas bergerak karena alasan itu, ada kemuungkinan besar bahwa, solusi itu, bukan cuma itu, ada solusi yang lebih simple.
Kita suka membuat sesuatu menjadi lebih sulit, lebih ribet. Overthinking. Mungkin karena otak manusia masih wired akan design masa lampau: Survival. Life and death, akan selalu berpikir bagaimana bisa masih bernafas esok. Sehingga kita sampai sekarang, walaupun situasi yang sudah tidak segenting itu, masih ter-design untuk melakukan sesuatu serba extra, yang harusnya udah enggak perlu.
Tapi kalau kita ambil positifnya dari kebiasaan ini, mungkin kita cuma bisa ambil dampaknya saja, dampak melakukan sesuatu yang complicated. Dengan pernah dan terbiasa melakukan ini, toleransi kita terhadap stress semakin tinggi, dan akhirnya bisa siap untuk melakukan yang memang beneran sulit.
Aku mau menulis alasan kedua, tapi sepertinya tidak ada alasan kedua. Membuat sesuatu menjadi lebih complicated terkadang itu menjadi hobby seseorang untuk memuaskan sifat pencari drama mereka. Kalau kalian berhubungan keluarga teman pacar istri atau apa dengan orang itu, kalau bisa ditinggalkan, tinggalkan.
Terakhir, cara kita untuk tidak cenderung melakukan ini di berbagai hal: Coba berhenti sejenak. Mundur beberapa langkah, dan lihat situasi ini di sudut pandang yang berbeda. Seringkali kita terlalu in to terhadap suat masalah, merasa harus melakukan sesuatu agar tidak wasting time, tapi malah tidak ada waktu untuk berpikir jernih