Pain to sustain. Pain berarti sakit, sustain berarti bertahan. Pain to sustain berarti agar bisa bertahan harus ada rasa sakit yang bisa terima.
Ini sebenarnya bisa ada di banyak hal, contoh yang akan kita bahas sekarang adalah ketika kita membangun massa otot. Kita memang harus bersakit-sakit dahulu agar otot ini bisa terlatih dan membesar. Secara biologis otot literally “terluka”. Dan luka itu harus diobati dengan protein, the god’s nectar, baru dia bisa membesar. Apabila tidak diimbangi dengan protein, perkembangan tidak akan maksimal.
Setelah bersakit sakit membangun tentu saja itu tidak permanent. Kita harus tetap melatih otot kita, at least dengan beban yang sama (tidak perlu meningkat) dengan protein intake yang sama juga agar otot tetap sama.
Tentu saja itu adalah sangat pain. Kita jabarkan:
-
Kita harus meluangkan waktu untuk latihan, yang mungkin dulu kita punya extra force untuk latihan ini karena perubahan dari tak berotot -> berotot itu adalah goals yang menjadi motivasi kita bertahan untuk terus latihan. Tapi untuk maintain, tidak ada motivasi goals yang berubah, tidak ada perubahan fisik yang signifikan, ini pure perseverace, melawan dari segala distraksi yang ada untuk tetap latihan, mengandalkan rantai kebiasaan yang harus dipertahankan karena sekali aja lewat, kebiasaan akan roboh. That’s the pain.
-
Maintain protein intake. Makanan yang kita makan sehari-hari di indonesia itu tidak kaya akan protein. Tapi kaya akan karbo. Mungkin bisa kita generalisir di asia lah ya juga sama. Oleh karena itu, kita harus secara sadar untuk mengubah pola makan, dan dilakukan secara terus menerus. Untuk maintain, kita membutuhkan atleast 1gr protein di setiap berat badan kita. Berat 80kg, kita harus 80gr protein yang dikonsumsi setiap harinya. 80gr protein itu banyak. Makanan sumber protein bukan tidak enak, tapi konsistensi yang harus dimakan setiap hari itu yang merepotkan dan membosankan. Meal prep nya juga pain, karena resto tidak akan ada yang bisa menyiapkan makanan yang bisa kita makan 80gr protein setiap hari nya. Semua harus disiapkan sendiri. Dan gak cuma makan, persiapaannya juga take a lot of time. That’s the pain.
Itu salah satu contohnya. Tentu saja ini bisa mencakup disegala aspek. “Angin semakin kencang ketika kita berada di puncak” quotes ini mungkin cocok untuk topik yang kita bahas on why we have to endure pain to sustain.
PS: Cara aku menulis sekarang, apabila ketemu term atau sepaket kata di internet, di obrolan, atau obersvasi yang kurasa bisa di kembangkan dan dijelaskan, akan aku catat di draft dan akan sebagai pengingat bahwa ini topic yang akan aku tulis selanjutnya.