Pemain 1

· 2 minute read

Aku udah hampir 2 minggu setiap hari main elden ring. Elden ring pada basisnya adalah game single player, tapi ada mode multiplayer, supaya kita bisa duel, atau summon player lain untuk bantuan menyelesaikan dungeon.

Dan ini sedikit karet, tapi kayaknya itu yang harus kita lakukan di dunia ini.

Life is a single player game. Tapi society sendiri adalah multiplayer game. Tentu saja multiplayer game (society) mengajarkan kita untuk bermain secara multiplayer, secara dia sendiri adalah permaian orang banyak. Padahal, super-set dari itu, kehidupan sendiri adalah single player game.

Di elden ring, kalau kita main multiplayer terus, duel sana sini, invasi dunia player lain, diinvasi sama player lain, game nya bakalan tidak tamat-tamat. Goal sesungguhnya, the real objective of the storyline tidak bakal kecapai.

Tapi kalau kita main story, main single player. Konsisten dan sabar (Elden ring is super hard game tho) bakal bisa tamat. Sama kaya di real life.

Faktanya kita memang hidup di society yang multiplayer game. Momen dimana orang itu sadar bahwa society is not life, and life is single player game, itu yang akan membawa mereka closer to their purpose of life.

Ada momen dimana kalau kita mengaktifkan mode multiplayer, kita bisa melihat player lain, kayak shadownya gitu sedang main juga di dunia elden ringnya mereka, jadi dia liat kita, kita liat dia, tapi kita main di game masing-masing. Kita juga bisa liat gimana player itu mati di dungeon, ada bercak darah gitu kalau di klik kita bisa liat momen kematian mereka. Dunia kita enggak bakal ada ngaruh apa-apa terhadap permaiannya dia.

Kalau kita ambil konteksnya diatas ke real life, yes kita hidup di society, kita bisa melihat apa yang dilakukan mayoritas. Tapi inget, kita punya goal masing-masing, even kita punya game masing-masing. Masing-masing orang gamenya beda-beda. Kita yang bikin difficulty, kita yang bikin gameplay dan kita yang bikin rewardnya sendiri.

comments powered by Disqus