Prison of comfort zone

· 2 minute read

Seperti dipenjara, kita tidak tau dunia luar, hanya rutinitas tahanan. Tapi dipenjara beneran kita tidak merasa nyaman. Disini kita dalam kondisi yang nyaman tapi sama-sama terperangkap. Yang bikin terperangkap adalah kita merasa apa yang aku lakukan itu sudah benar, padahal sebenarnya tidak. Kita merasionalisasi perasaan nyaman, menjadi benar padahal tentu diluar sana tidak. Kalian tidak maju, kalian tidak melihat dunia luar dan terperangkap di zona yang kalian kira sudah ideal, yang kalian kira sudah tidak bisa diubah menjadi lebih baik lagi.

Comfort zone identik dengan tidak berkembang. Tidak berkembang karena merasa tidak perlu, atau karena tidak tahu ada perkembangan yang harus dilakukan. Dijaman sekarang, orang yang biasa aja itu menjadi mundur. Karena jaman sekarang tidak lagi mereward average person, dia mereward para outlier. Oleh karena itu, stagnan = mundur. Entropi works here. Dulu aku sempet bahas entropi disini:

Entropi

Dengan mengetahui itu, kita akan gelisah, bahwa dengan diam saja itu membuat kita berada dikemunduran. Leverage kegelisaan itu dan keluar dari comfort zone. Kalau tidak bisa me-leverage kegelisahan kita akan malah jatuh ke zona yang lebih buruk, scarcity zone. Sama sama tidak nyaman, tapi yang satunya berusaha untuk mengubahnya, yang satunya tidak.

Faktanya adalah intensitas untuk menjadi above average yang akan direward di dunia modern saat ini. Dengan keluar dari comfort zone, sebenarnya kita memperlebar comfort zone. Karena comfort zone datang dari sesuatu yang kita tau, sesuatu yang kita terbiasa. Flow nya gini:

  1. Keluar dari comfort zone dengan melakukan hal baru.
  2. Hal baru dilakukan secara repetitif dan iterasi, sehingga menjadi terbiasa
  3. Hal yang terbiasa menjadi comfort zone baru.
  4. Repeat
comments powered by Disqus