Sebagai orang yang suka rapi-rapiin notes, catat semua, dokumentasikan semua bikin rapi. Yang dulu bikin rapi di buku, sekarang bikin rapi di notes taking apps. Ada fenomena dimana bikin notes, todo list, timeline dll lebih mengasyikan dari pada melakukan action atau membaca notes yang sudah di rencanakan. Alias lebih suka planning dari pada aksi.
Productive orang-orang bilangnya. Tapi sebenarnya ini jebakan. Ketika kita bikin plan sesuatu secara detail dan rapi. Tapi ada fenomena, planing yang kita lakukan tidak pernah kita lakukan. Karena kita sudah merasa “puas” ketika melakukan plan itu, dan akhirnya kita merasa tidak perlu untuk mengeksekusi plan itu. Idea is cheap action is everything, kata orang-orang gitu.
Aku juga merasa ketika aku punya ide, dan ide itu aku ceritkan secara detail ke siapapun, sure itu menyenangkan dan bikin puas. Tapi sangat sering terjadi, ide itu akan mojok berdebu di pojok ingatan yang berujung tidak pernah ku realisasikan.
Aku yakin ini ada hubungannya antara delay gratification dan reward system di otak kita. Walaupun aku belum menemukan penjelasan sciencenya, tapi ya itu, fenomena ini ada, dan ku percaya dirasakan juga oleh banyak orang.
Jadi bagaimana caranya kita terhindar dari trap ini. Sebenarnya tinggal jangan bikin kita merasa “puas”. Jangan sampai bikin kita merasa, membuat dokumentasi, notes cantik ini sampai menghabiskan waktu dan energi, dan bikin puas. Bikin kayak biasa, bikin seperlunya, gak perlu detail, gak perlu rapi, bikin “unfinish”, karena memang benar, plan yang sudah dicatat tidak akan finish sebelum kita mengeksekusi. Buat sensasi itu.
Ketika cerita keorang tentang dream, ide, planning bisnis dan lain-lain, konsepnya sama. Cerita dikit aja, jangan sampai kita puas.