Beberapa bulan lalu, aku ngilangin kunci rumah. Sudah beberapa tempat aku jalan aku coba kontak, tapi nihil. Kunci rumah gelontongan,tidak terlihat ada laporan balik dari sana.
Aku lapor ke ibu bapak kalo ilang kunci, dan akan bikinin kunci lain nanti (Dan sampai sekarang enggak ku bikinin). Dan mereka biasa aja, oke dan move on.
Tapi aku ngerasa, apabila ketika kita melakukan ini waktu kecil, reaksinya akan berbeda. Aku punya pengalaman.
Waktu itu aku ke gamenet bareng temanku. Rutinitas hari minggu, jam 10 pagi sampai jam 2 sore. Paket 4 jam 10 ribu. Sudah bisa naik motor sendiri, pinjem motor dirumah buat otw kesana.
Pulang darisana, dompetku tidak bisa ditemukan. Bolak balik aku ke jalanan, pelan-pelan aku pantau setiap centimeter aspal. Aku balik ke meja tempat aku main, aku tanyain juga op warnet nya. Sama, nihil.
Akhirnya aku pulang dan lapor ibu terkait ini, karena ada STNK motor adalah STNK motor ibu. Dia marah besar, marah besar. Sampai aku benar-benar kaget dan, takut diem doang di kamar sampai kelar ngomel-ngomel.
Dalam 2 case diatas, aktivitasnya sama-sama menghilangkan barang, walaupun barangnya berbeda, tapi pain nya menurutku sama. Tapi kenapa, ketika aku sudah besar dan waktu aku masih kecil, reaksi orang tua terhadap barang yang hilang itu sangat jauh berbeda?
Kalau menurutku, yang terkadang sudah memikirkan nanti buah hati mau diajarin apa, mau dikasi apa dll. Kita as a parent takut. Kita takut, bahwa kecerobohan dan tidak ketidak sengajaan itu menjadi habit. dibawa sampai dewasa dan menjadi karakter jelek.
Setelah dilihat anaknya ternyata tidak memiliki habit itu, dan itu pure karena ketidak sengajaan yang terjadi 5 tahun sekali, semua jadi relax.