Satisfaction in a nonsense things

· 2 minute read

Kepuasan terhadap hal yang tidak berfaedah. Inilah yang disebut distraksi.

Aku percaya, kita as manusia memang di design untuk selalu mejaga keutuhan peradaban. Cara untuk menjaga peradaban adalah dengan selalu mencari sesuatu yang baru, agar peradaban bisa lebih cepat, dan bisa terjaga, dan bisa lebih aman dan nyaman.

Melakukan sesuatu yang baru itu sulit. Butuh hunger seseorang untuk memulai dan menachieve itu. Hunger ini sebenarnya diciptakan pada diri kita as human. Ketidakpuasan atas status quo. Tetapi hunger ini tertidur, bukan tertidur, lebih tepatnya sudah terpuaskan atas hal hal yang artificially ia lebih sebagai sesuatu yang bermanfaat, tapi di realitas sebenarnya tidak.

Kalian pasti pernah lihat meme “Men only have 3 moods”. Yang terakhir biasanya mood nya adalah, jam 3 pagi, tiba-tiba on fire pingin olahraga, pingin ini, pingin itu. Itu lah hunger kita, driving force kita, hunger kita.

Tetapi sistem tubuh kita tidak sesempurna itu. Jaman sekarang terlalu banyak hal-hal yang tidak bisa dibedakan antara hal yang penting dan tak penting. Sehingga kita terjerumus untuk memuaskan hunger kita, dengan melakukan distraksi-distraksi yang tidak ada manfaatnya.

Distraksi ini semacam tidak pernah habis, selalu datang, dan selalu seperti itu. Social media scrolling tiktok itu salah satunya, gak pernah habis, tapi selalu pingin.

Orang orang yang dikatakan orang malas itu sebenarnya itu. Memang akan selalu lebih banyak orang malas daripada orang yang tidak malas. Jaman dulu sebenarnya juga sama, tapi distraksinya berbeda. Tapi tentu kita mau jadi bagian dari mereka.

Ini juga sebenarnya menjadi pengingat buatku bahwa, aku sudah beberapa kali berhasil membuktikan bahwa aku bisa melakukan sesuatu yang sulit, dan berhasil, dan mendapatkan kepuasan dari itu. Tapi selalu up and down, kayak, segala experience atas itu, selalu dilupakan sesaat ketika ada distraksi yang otak ini melihat selalu lebih menarik daripada achieve hal-hal yang bisa membuat hidup menjadi lebih baik.

Tapi experience atas hal itu juga memberikan aku harapan bahwa, memang itu bisa dilakukan. Kebiasaan. Harus kembali membangun kebiasaan. Semakin terbiasa terdistraksi, akan semakin sulit. Lebih gampang belajar, dari pada melupakan hasil pelajaran.

comments powered by Disqus