Writenneversary, is that even a word? hahaha 22 September aku start untuk membangun habit menulisku. Dan sekarang kurang dari sebulan lagi, aku sudah menulis setiap hari dalam setahun. Dengan ketepatan 99%. Nanti ditulisan ke seratus bakal aku detailin statisticsnya.
Aku udah tidak kesulitan untuk nulis. Tapi di momen dimana aku berpikir menulis untuk orang lain, aku akan kesulitan menulis. Aku mesti mikir kembali bahwa aku nulis untuk diriku sendiri, apapun bisa aku jadikan tulisan. Pikiranku terdistact ke “aku nulis buat orang lain “karena setiap minggu ada reports ratusan kali yang akses ke webku.
Aku ngerasa menulis ini adalah media untuk berpikir kritis. Menulis untuk berpikir, aku gak pernah membayangkan bakal kayak gitu. Karena berpikir dan menulis itu dua hal yang butuh waktu yang berbeda, ternyata itu bisa jadi tidak.
Dulu aku inget waktu SD, ketika mau belajar, tapi pelajaran itu susah, guru nyuruh buat catet ulang aja semua bab yang ada dibuku ke buku tulis. Nanti darisana kita bisa belajar sendiri. Aku baru ingat itu, dan itu sudah pernah kulakukan. Menulis untuk berpikir/belajar. Apply juga disini.
Banyak after-effect yang baik dari kebiasaanku menulis. Contoh aku menjadi lebih banyak membaca. Karena aku perlu bahan buat tulisan hahaha.
Disisi lain ketika aku kebingungan mau nulis apa itu pertanda bahwa aku kurang baca, atau hari-hariku kurang menarik karena tidak ada observasi/events menarik yang mau aku bahas. Disamping itu salah atau benar, aku rasa itu pemikiran yang baik.
Tapi tetep aku tidak bisa menulis sambil diganggu. Segala kata-kata dan kalimat yang sudah kurangkai bisa langsung buyar. Itu bukan suatu skill yang ingin ku enhance sih, memang menulis butuh alokasi waktu dan suasana sendiri aja.