Sekolah jaman sekarang

· 2 minute read

Dua hari lalu aku mampir ke circle k deket sekolah SMA ku dulu. Sambil nunggu waktu, ada murid SMA juga lagi duduk, dan akhirnya aku ajak ngobrol. Masih kelas 10, dan sekarang bulan desember berarti sudah diujung semester 1. Aku nanya beberapa pertanyaan.

  1. Kayak gimana sekarang sekolah, sudah full offline?
  2. Siapa kepala sekolahnya?
  3. Dimana olahraga, lapangan sebelah udah jadi pasar lol?
  4. Gak ada sekolah sore lagi?
  5. SPP Berapa?
  6. Pulang sekolah jam berapa?
  7. Extracuriculler bagaimana?
  8. Apakah SMA nya masih jadi favorit?

Kayaknya aku nanya ini deh, dan jawabannya:

  1. Sudah full offline
  2. Pak X (Waktu jaman ku dia masih jadi wakil, yang memang abis buat jadi kepala sekolah lol)
  3. Di dalem sekolah udah ada lapangan rumput luas
  4. Udah gak ada, katanya enggak dibolehin oleh pemerintah
  5. Lebih sedikit 35% dari jaman ku, wow ini cukup kaget, karena jamanku itu termasuk mahal, sekarang lebih murah, belum lagi itung-itungan inflasi, jatuhnya jauh lebih murah.
  6. Jam 2an, masuk dari jam 7
  7. Extracuriculler udah gak boleh lagi dilaksanakan di hari jumat sore, itu peraturan baru yang katanya baru aja di apply ketika dia kelas 10. Jadi diganti jadi hari senin,selasa,rabu antara itu. Dan yah, extra masih ajang marah-marah senior lol.
  8. Ini yang paling menarik.

Ketika aku tanya, SMA mana yang populer di Bali, buat ngebandingin dengan jaman ku dulu. Katanya SMA ini masih termasuk SMA favorit. Tapi ketika aku tanya yang termasuk favorit apa aja, dia malah bilang hampir semua SMA negeri. Dan katanya SMA ku berada di urutan 2.

Lalu aku tanya, yang no 1 siapa? Dia bilang. SMA Swasta. Yang dulu pada jamanku, gak akan expect untuk bisa masuk radar jadi sekolah favorit, yang pada jamanku SMA yang jadi sekolah cadangan kalau gak masuk SMA yang mereka pilih. Aku kaget, aku cerita ke adik sepupuku yang sealumni, dia juga kaget. Tapi kayaknya aku tau penyebabnya.

Penyebab utamanya ada perubahan ini karena satu aturan dari pemerintah: Zonasi.

Tujuan aturan ini supaya tidak ada favoritisasi antar sekolah negeri, supaya merata. Dan ini bisa dibuktikan dengan sekolah negeri favorit itu hampir semua dari sekolah negeri yang ada di Denpasar. Berarti tujuannya hampir tercapai, tinggal nunggu waktu.

Lalu, kenapa sekolah swasta malah jadi yang favorit. Bibit-bibit unggul yang tidak mendapatkan jatah zonasi disekolah favorit manapun akhirnya memilih untuk ke sekolah swasta yang baik, baik disisi fasilitas dan harga. Akhirnya sekolah itu naik akademisnya karena lingkungan dipenuhi oleh bibit unggul. Aku percaya itu benar. Tapi apakah itu yang diinginkan pemerintah? aku juga gak tau. Tapi yang jelas sekolah jaman sekarang dengan jamanku sudah lumayan berbeda.

comments powered by Disqus