Skill berpolitik. Di indonesia penamaan ini meruju ke kemampuan untuk mencari teman atau skill mencari koneksi. Tapi rasanya bukan itu maksudnya “politik”. Tapi kita akan tetap go with that.
Skill berpolitik itu penting apabila kita ingin menggapai tangga jabatan atau tangga karir dengan cepat. Bahkan actual skill, hard skill lebih tidak menjanjikan percepatan tangga jabatan daripada skill berpolitik.
Itu fakta di dunia ini memang, orang yang jago berpolitik lebih mendapatkan jabatan dan otoritas yang tinggi daripada orang yang memiliki hard skill. Karena ketika kita sudah berada di sebuah “jabatan” most of the time masalah yang kita hadapi adalah people. Jabatan tinggi most of the time adalah kerjaan managing people. Nyuruh orang yang nyuruh orang yang kerjaannya nyuruh orang.
Sering kali skill berpolitik ini disamakan dengan skill menjilat atasan atau menjilat boss. Tapi kalau menurutku perbedaan berpolitik dan menjilat, well walaupun menjilat adalah subset dari berpolitik sih sebenarnya. Adalah, diliat dari kompetensi kita. Apakah setelah kita sukses menjilat kita bisa mengerjakan pekerjaan kita? Kalau bisa berarti itu berpolitik dengan etik, kalau tidak itu menjilat. Tapi sebenarnya jabatan-jabatan di atas itu kerjaannya tidak susah, jadi jarang ada yang sukses menjilat dan malah kelihatan inkompeten, karena nyatanya kerjaan diatas sana itu tidak susah.
Yang bikin jabatan tinggi itu kelihatan susah adalah tanggung jawabnya. Mereka bertanggung jawab atas semua bawahannya dia. Kalau apa-apa yang salah, dia yang paling dicari. Itu yang bikin stressfull. Itu yang bikin orang-orang yang kompeten di hardskill menghindari jabatan itu karena, stressfull situation membuat kondisi kompetensi kita menjadi berkurang, dan siapa yang mau stress?
Tapi orang dengan kompetensi hardskill yang tinggi, di tambah skill berpolitik yang cukup ajalah, itu udah bibit pemimpin yang akan membawa perubahan. Apabila kalian ketemu orang itu, atau kalian merasa kalian lah orang itu, amankan jabatan dan otoritas tinggi. Jangan biarkan orang-orang inkompeten tapi jago berpolitik yang menduduki kursi itu.