Stable Diffusion 2.0

· 2 minute read

Aku nulis ini pake hp, jam 1 malam udah mau tidue tapi lupa belum nulis tapi males buka laptop.

Kemarin stable diffusion 2.0 rilis. Tapi response para pengguna negatif. Karena versi 2 nya, resultnya berbeda dari versi sebelumnya. Ibaratnya orang-orang yang udah trial and error di versi 1, sia-sia karena versi 2 nya beda banget.

Selain itu, versi 2 kali ini banyak limitasi yang bikin orang-orang mulai skeptis terhadap software yang digadang-gadang sebagai “open source” ini. Konten NSFW dibatasi. Artist style juga dibatasi, jadi orang-orang enggak segampang itu lagi menggunakan prompt “by x artist” untuk mendapatkan output gambar dari artist yang di definisikan. Ini yang bener-bener pengguna jadi koar-koar. “SD have been nerfed”, gitu katanya.

Tapi aku yakin “masalah” ini tidak akan bertahan lama. Sesuai sifat open source, akan banyak otak kreatif yang akan riset, trial and error, dan mensolusikan melalui teknik baru atau jalan alternatif dari itu.

Nature dari open source. Kalau memang softwarenya itu menginterest banyak orang, perkembangan software sejenis dibandingkan dengan software yang close source/berbayar alan lebih cepat, adopsinya apalagi. Karena sesimple banyak orang yang make, banyak kepala yang mikir, inovasi jadi lebih terpicu.

Also AI secara general, akan lebih cepat diadopai daripada web3. Sesimple karena usecase untuk AI ini lebih luas dan lebih keliatan dibandingkan web3. Tech trend is shifting i think. More AI innovations will be released in short time as domino effect

comments powered by Disqus