Banyak para content creator, atau para pengguna sosmed suka membuat konten yang fenomenal for the sake of viral. Alasan konkrit: Biar banyak diliat orang, dan kita gak rugi bikin konten. Alasan lengkapnya ini:
Membuat konten viral, menggunakan teknik-teknik viral yang terlihat patternnya karena melihat konten viral lain atau belajar dari pengalaman. Internet mereward sesuatu dengan melihat ke-viralan dia. Semakin konten itu menarik perhatian orang, semakin konten itu punya potensi untuk viral, konten itu akan di-reward oleh internet. Semakin dia viral semakin ultra viral dia. Kayak orang kaya makin kaya.
Di real world, atau lebih spesifik karir lah. Yang di reward itu adalah networking kita. Karena sangat gak jarang, skilled person kalah sama orang yang memiliki network yang lebih banyak.
Di internet, dia mereward keviralan. Atensi. Mau dimanapun. Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok. Sama. Mau di search engine (google) juga sama, bahkan dia yang memulai membuat internet menjadi mereward keviralan.
That’s why, pembuat konten berlomba-lomba membuat kontennya viral, karena itulah cara mendapatkan reward di internet. Walaupun konten yang viral tidak sama dengan konten yang bagus. Gak jarang konten yang viral itu kayak tai. Tapi konten kreatornya gak peduli, asal viral mah gas aja.