The Book Of Five Rings

· 2 minute read

The Book Of Five Rings. Translasi dari scroll padepokan Miyamoto Musashi, Pendekar Pedang, Guru, Penulis. Musashi yang hidup pada abad 16, sudah memulai pertarungan hidup dan mati sejak berumur 13 tahun, dan pada akhirnya di umur yang ke 29, mendeklarasikan untuk pensiun, dan memilih membuka padepokan seni pedang tanpa pernah kalah sekalipin.

Bukunya ringan, berbeda dengan buku-buku klasik jadul pada umumnya, translasi dari buku ini sangat mudah dicerna oleh aku yang memiliki skill reading yang medium. Mungkin karena translasinya, tapi disebutkan juga bahwa, ya, memang scroll aslinya itu mudah untuk dipahami.

Bukunya beneran berisi tentang bagaimana seni bela diri, dan bagaimana seni untuk menghunuskan pedang, serta membunuh musuh. Beneran scroll untuk itu, perguruan seni pedang pada zaman dulu.

Tapi yang menarik adalah, buku ini juga berisikan bagaimana seni pedang itu bisa diaplikasikan juga pada kehidupan sehari-hari, yang bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tersirat maupun tersurat.

Aku belum selesai membaca bukunya, walaupun bukunya sangat minimalis berukuran kurang lebih A5, dengan halaman cuma seratusan. So far bukunya menarik, karena aku lahir di dunia yang sudah mengenal sword and magic dari game, makanya setiap instruksi dari buku ini, bisa mudah membayangkannya.

Contoh pada chapter: “Stabbing The Heart”: Ketika kamu merasa bahwa kamu bisa membunuh musuhmu dalam satu kali tikaman, tikam lah dibagian dada, tanpa ada clue pergerakan mata, ataupun pergerakan bahu atau badan. Jadikan spontan dan se-mendadak itu agar, musuh tidak sempat menyadari atau memprediksi gerakan kita.

Kebayang, sangat kebayang.

Baru setengah buku aku baca, bagian yang aku suka itu ada di part ketika menjelaskan “State Of Mind Of Martial Arts”. Ketika sedang berada dalam pertempuran, pikiran harus tetap normal. Begitu juga ketika sedang relaksasi, pikiran juga harus tetap normal. Tidak ada perbedaan “state of mind” waktu bertempur maupun waktu keadaan relax/normal. Karena pikiran yang tenang dan steady, adalah salah satu kunci kemenangan.

Ini sangat bisa diaplikasikan di berbagai aspek kehidupan. Karena, secara default, ketika kita berada dalam kondisi yang stressfull, pikiran beneran kacau, dan tidak bisa tenang. Pikiran kacau, malah merunyamkan keadaan, bukannya malah menurunkan kadarnya. Oleh karena itu, tenangkan pikiran terlebih dahulu sebelum mencoba untuk melangkah lagi, atau mencari solusinya. Pikiran tenang, implikasinya akan mendapatkan solusi, dan akhirnya kita bisa “memenangkan” kondisi stress itu

Recommended untuk dibaca.

comments powered by Disqus