The idea of me

· 2 minute read

“You falling in love with the idea of me, not the real me” atau kalimat setaranya. Sering sekali aku dengar kalimat “the idea of you/me/us” di suatu hubungan. Tapi apa maksudnya?

Persepsi. Kita hidup di pikiran kecil kita. Setiap interaksi kita terhadap dunia luar di-intepretasi setiap orang beda-beda dan itu menjadi kebenaran mereka sendiri. Makanya dunia itu ada dua:

  • Dunia besar, the real world.
  • Dunia kecil, dunia dalam masing-masing pikiran manusa.

I write a little bit about that here:

Bhuana Agung & Alit

“The idea of me/you/us” itu biasanya digunakan untuk persepsi orang itu terhadap interaksi dia dengan pasangan yang menurut si pacar atau orang lain, dia gak kayak gitu sifatnya. Persepsinya itu biasanya terbentuk karena banyak hal, kalau dijabar beberapa:

  • Berinteraksi yang sesuai dengan kenyataan, walaupun sama orang lain beda.
  • Orang itu punya pengalaman. Jadi memiliki standar yang rendah, sehingga interaksi normal udah kesenengan
  • Orang itu bucin. Sehingga membuat part of their brain untuk menilai interaksi dengan pasangan udah kacau. Alias delusi.

Contoh ketiga persis kayak case Johnny Depp x Amber Heard yang johnny Depp state: “I love the idea of you, but it never exists. You never exist”

Tapi disisi lain, the idea of a person itu sebenarnya part of that person. Karena “person”, which mean personality itu ditentukan oleh eksternal, dinilai oleh eksternal. Jadi dunia-dunia orang, persepsi mereka terhadap kita menjadi personality kita yang dikenal oleh orang luas. Alias social facts, atau majority facts.

Apakah personality itu bisa menjadi truth? adakah personalitas kita yang tidak berdasarkan dengan persepsi orang-orang? Kalau aku pikir lagi, almost imposible. Yang paling mendekati truth adalah kita harus 100% bersikap sama kepada semua orang. Sehingga diambil konsensus ke 100% lawan interaksi bahwa dia orangnya memang seperti itu. Dan itu, wow aku gak pernah nemu orang kayak gitu, enggak pernah membayangan juga ada yang orang kayak gitu. Tapi yah personality will never become material facts. It will always need consensus. Selalu butuh penilaian orang.

Jadi kalau gitu, “the real me” itu gak pernah exists? Ada. The real me adalah persepsi dirimu oleh dirimu. Penilaian personalitymu, oleh kamu sendiri.

comments powered by Disqus