Tidak semua perlu digitalisasi. Ini bener. Membuat semua digital, terkesan sangat perlu di jaman sekarang. Dan bahkan apabila ada sesuatu proses yang tidak digital, itu berasa kayak jadul dan kuno. Tapi sebenarnya banyak yang tidak perlu di digitalkan. Salah satunya memesan menu di restaurant.
Beberapa kali aku makan sama pacar, sekarang, banyak yang mengimplementasikan order makanan menggunakan QR. Ini sangat membuat experience memesan makanan itu jauh lebih buruk daripada memesan makanan normal. Karena berbagai hal. Pertama, ini akan sangat tidak cocok apabila pelanggannya adalah orang tua dengan hp yang fontnya di zoom 200%. Orang tua tentu saja jadi males untuk memesan makanan karena, kemelekan technology orang tua itu memang jauh dibawah orang-orang yang umur produktif. Ini bisa bikin kehilangan pelanggan yang tidak melek teknologi. Kedua, after order, tidak adanya kejelasan dan konfirmasi yang menyatakan bahwa. Mengundang ketakutan. Order kita itu udah masuk, dan siap di pesan gak ya? Ini yang sebenarnya bikin was-was. Apakah bener sistem digitalisasi order dan menu ini kita input lalu orderannya kesimpen? Karena lagi, experience nya tidak didaptkan ketika waiter datang, menanyakan pesan apa, menulis, dan mengkonfirmasi menu kita. Itu tidak bisa didaptkan dengan digitalisasi ini.
Oke, digitalisasi order menu restaurant itu salah satu contoh bidang yang tidak perlu di digitalisasikan. Atau aku aja yang udah jadi boomer ya sekarang?
Ada banyak lah yang sebenernya tidak perlu didigitalisasikan. Contoh lain misal, pencatatan pembersihan kamar mandi di sebuah mall. Yang biasanya pake kertas checklist di tempel di tembok kamar mandi atau di ruang csnya, sekarang mau di digitalisasi. Untuk sekedar pencatatan seperti itu, digitialisasi menjadi overkill. Belum lagi biaya pembuatan softwarenya, belum lagi hardwarenya, belum lagi biaya pelatihan cs. Overkill, yang bisa di selesaikan dengan selembar kertas setiap harinya.
Yah begitu dah, digitalisasi belum tentu baik. So, apabila kamu berada dilingkungan kerja yang, sedang sok sokan invovasi untuk menyelesaikan problem dengan mendigitalisasikannya dengan bikin apps atau dashboard, pikir lagi. Apakah perlu? Apakah ada cara lain yang simple dan sederhana namun efektif? Apa mungkin bahkan problemnya itu ilusi?