Ubah dari dalam

· 3 minute read

Ketidakadilan akan selalu ada. Mau skala besar skala kecil. Tirani, moral yang berbeda dalam suatu grup lingkungan, dan tentu saja ada entitas yang memiliki gejolak untuk mengubah itu. Praktik yang paling sering dilakukan adalah, membuat grup tandingan baru yang akan memperjuangkan keadilan dan menjunjung tinggi kepercayaan dan atau moral yang bertolak belakang dengan grup terdahulu. Entah itu sistem yang tiran, sistem lama yang korup, sistem lama yang inefisien atau sistem lama yang sekedar tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

Gerakan-gerakan oposisi seperti itu sebenarnya tercatat ada dalam sejarah dan ada yang sukses untuk memutarbalik status quo. Kudeta. Seperti yang sekarang terjadi di Africa. Pihak pengkudeta percaya bahwa Africa terlalu lama ditindas oleh negara lain dan akhirnya mengambil alih negara serta memberikan statemen intenasional untuk melakukan agresi militer apabila masih ada yang berani bertindak semena-mena. Itu contoh yang sukses, tapi jangan salah sangka bahwa praktik itu selalu sukses. Itu sukses karena aktor memiliki power yang lebih tinggi dibandingkan sistem eksisting.

Kondisi yang sering kita temui sehari-hari, pihak yang mau kita lawan, sistem yang mau kita ubah, atau juara bertahannya memiliki power yang jauh lebih besar dari pada grup kita, sehingga apabila dijajarkan dalam face to face, chance untuk menang kecil, dan apabila pun menang, akan terlalu banyak pengorbanan.

Jadi cara alternaif yang bisa kita lakukan adalah: ubah dari dalam. Ikut menjadi salah satu bagian dari sistem yang ingin diubah, tetap mengikuti alur dan prosedur di sana, bersosial layaknya individu sosial agar diterima dalam grup. Sedikit demi sedikit kumpulkan power di dalam grup tersebut, sehingga ketika sudah memiliki otoritas tinggi didalamnya, kita bisa mengubah dengan lebih mulus dan lebih cepat.

Kenyataan pahit yang sering terjadi, seberapa lama kita bisa bertahan terhadap pandangan kita? Seberapa lama kita bisa bertahan terhadap pemikiran kita untuk mengubah? Kondisi dimana kita berada didalam suatu grup yang berbeda, energi massa yang dikeluarkan dalam grup tersebut mengalahkan energi kita untuk tetap bertahan, dan akhirnya kita ikut berubah menjadi salah satu bagian dari mereka.

You either die a hero, or you live long enough to see yourself become the villain.”

Banyak sudah contoh case ini terjadi. Para pejuang muda revolusi masa lalu, sekarang menjadi entitas yang kemarin ingin ia gulingkan. Karena mengubah sesuatu yang membutuhkan dedikasi, fokus, pengorbanan jangka panjang itu jauh lebih susah daripada ngikut seperti bebek.

Terlalu susah untuk melakukan itu sendiri. Selama penyusupan, carilah kawan yang bisa diajak untuk berkeluh kesah, memiliki goals yang sama, tidak perlu memiliki goals yang sama, yang bisa terbujuk akan perubahan yang ingin kita lakukan. Dari itu bisa menjadi batre yang bisa memperpanjang masa kita untuk tidak berubah. Sepanjang perjalanan, dapatkan 1 per 1 partner, asisten, dan orang-orang yang bisa diajak bekerja sama untuk membangun ini.

Tapi tentu saja untuk menemukan orang ini perlu proses yang cukup ketat karena, penghianatan. Orang terdekat lebih berbahaya daripada musuh karena dia tau setiap titik yang bisa diserang. Karena kan kalian sekarang berada dalam misi penghianatan itu sendiri, jadi selalu berekspektasi bahwa kita juga bisa dikhianati. Solusinya tetap jangan terlalu percaya, simpan aa yang memang mesti disimpan, tapi tetap juga memiliki keyakinan bahwa ini itu adalah suatu yang baik dan bisa tetap menjaga saniti kita untuk menjalankan misi

comments powered by Disqus