Sosial media dikambing hitamkan bikin masyarakat jadi toxic. Tapi sebenarnya bukan, itu me-reveal kenyataan dari masyarakat ke massa. Semua orang bisa berpendapat, dan dilihat didengar banyak orang, dan banyak pendapatnya itu sampah di mata orang. Makanya menurutku social media bukan bikin masyarakat jadi toxic, itu cuma media untuk me-reveal sifat asli masyarakat.
Dengan banyaknya atau mudahnya mengemukakan pendapat dan opini di sosial media, banyak opini yang memang mayoritas setuju, dan ada opini yang mayoritas belum tau, atau memang bertentangan. Biasanya mereka menyebutnya unpopular opinion.
Unpopular opinon itu sama aja dengan persepektif unik terhadap suatu konteks atau hal. Yang apabila dishare bisa menimbulkan konflik. Tapi kalau tidak ada konflik, sesuatu bakal stagnan. Konflik pemicu kemajuan.
Unpopular opinion itu keren, karena menurutku itu bisa jadi pemicu perkembangan mindset, yang akirnya menjadi kenyataan sosial karena banyaknya sekumpulan unpopular opinion tersebut yang akhirnya tervalidasi. Yang tervalidasi lulus dari unpopular jadi popular.
Di suatu negara biasanya juga ada pihak oposisi, yang sebagian besar dia akan terus bekonflik dengan pemerintah existing, yang dengan harapan bisa membuat negara maju.
Unpopular opinon lahir dari informasi yang dikonsumsi dan blender dengan pengalaman. Makanya dia jadi unpopular, karena pengalaman setiap individu itu beda-beda.
Semaking strong opini yang kamu state terhadap sesuatu, dan semakin unpopular itu, mostlikely publik bakal me-reward kita. Tapi tentu tidak selalu. Asal jangan aja melawan norma kalau kita tidak punya bekingan.