Di dunia per chat-an, ada budaya yang hampir mayoritas kontakku, orang pada menonaktifkan fitur last seen dan read mark. Kalau kita matiin fitur itu, otomatis kita juga tidak bisa melihat timestamp orang lain. Tujuan awalnya ada fitur itu sudah jelas, supaya ketauan kapan message kita di baca, kapan orang ini terakhir buka WA. Tapi informasi itu ternyata bagi kebanyakan orang lebih baik tidak ditampilkan. Aku tau alasanya, cukup obvious.
Ada pressure sosial yang seolah olah mewajibkan kita untuk membalas chat sesegera mungkin ketika sudah di read. Bahkan kalau belum di read, dan last onlinenya sudah melebihi waktu chat datang, bisa dipertanyakan dan bisa di terror. Alasan itu yang membuat fitur nonaktifkan last seen dan read mark itu ada.
Mostly di dunia professional kayak gitu. Dunia kerja. Kalau di Indonesia, banyak para rekan atau boss yang gak sabaran, ngeliat kita tidak sesuai dengan waktu langsung di terror “PPPPP” atau “Kok chat saya tidak di balas?” Something like that. Mengganggu.
Aku salah satu orang yang tidak menonaktifkan fitur ini. Last seen dan read mark ku nyalakan. Bukan karena sok edgy. Tapi aku lebih merasa informasi timestamp yang diberikan lebih berguna dari pressure sosial yang menyelimutinya. Disisi lain, informasi ini cuma bisa diliat buat orang-orang yang sama-sama ngidupin, jadi adil dan aku gak masalah jadinya.
Tujuannya tentu saja tetap memberikan informasi tentang timestamp online dan read. Walaupun ujung-ujungnya chat yang datang di tinggal read. Itu juga sebagai penanda mereka bahwa, “aku sibuk, aku tinggal read dulu”, atau juga bisa “chat ini tidak perlu dibalas”.
Dari pemikiran ini, ketika aku diperlakukan yang sama, bayanganku terjadap lawan chat juga akan sama.
Oh also, fitur baru bisa memberikan emoji ke salah satu chat ini juga fitur favoritku untuk mengakhiri sebuah chat.