When to Quit Job

· 3 minute read

Tidak ada pakem asli. Aku sendiri belum pernah quit dari kerjaan, tapi dari beberapa cerita teman dan informasi yang beredar di internet, aku bisa kasi beberapa insight. Informasi akan bervariasi berdasarkan stage dari kehidupan kita, dimulai dari kita, single umur 20 tahunan, sampai sudah berkeluarga.

Ketika kamu masih single 20 tahunan, quit ketika memang kerjaan itu sudah tidak memberikan kita apresiasi atau benefit yang sesuai dengan kerjaan dan tanggung jawab kita. Jaman sekarang, promosi dan naik gaji yang paling cepat itu memang dengan loncat-loncat ke perusahaan lain. Tapi tentu ini tidak semua, karena tidak semua pekerjaan bisa hoping gitu seenak jidat. Jadi pastikan, sebelum keluar dari kerjaan, udah dapet dulu kerjaan yang lain.

Kedua, ketika lingkungan kerja yang tidak enak, atau bos yang tidak enak. Ketika kita masih single, kita masih bisa keluar dari kerjaan karena alasan tidak suka dengan bos dan lingkungannya. Banyak yang bilang semacam: “Kamu lo di gaji, yaudah lah endure aja”. Tapi kalau masih tidak banyak tanggungan menurutku ini fine. Karena kalau kalian sadari, kerja itu hampir setengah hidup kita lo, ngapain kita setengah hidup kita berada di lingkungan yang tidak kita sukai. Gitu. We have the choices. Tapi tentu saja keluar ketika sudah dapat kerjaan lain.

Ketika sudah berkeluarga. Sejujurnya kesempatan untuk quit job itu makin menipis, karena, ada tanggungan keluarga yang mesti diperhitungkan sebelum kerja. Kita juga tidak bisa pakai rumus, “asal udah dapat kerja ditempat lain, boleh pindah”. Karena bisa saja kerja ditempat lain itu fragile. Dimana di tahun sekarang, yang PHK kita bisa liat dari kantor yang kecil maupun yang besar? Perbedaan dari fase ini adalah, pikirkan dengan matang, riset kantor baru dengan benar, dan persiapkan dana darurat 12 bulan for the worst.

Bagaimana dengan keluar untuk berbisnis. Seperti tulisan ku sebelumnya. Yang paling pertama dilakukan, pastikan bisnis yang ingin di all in ini memang sudah menghasilkan, kalau bisa setara atau lebih pendapatan pekerjaan tetap. Tapi disisi lain pikirkan juga, apakah dengan full time berbisnis, beneran bisa bikin bisnis tambah gede atau malah jadi boomerang. Karena ketika terjun, pikiran malah jadi tidak tenang karena tidak ada pendapatan tetap, dan akhirnya banyak melakukan kesalahan. Tapi selalu ingat, kalian bisa kembali menjadi pegawai.

Aku percaya, keluar kantor dan pindah ke tempat lain atau mau berbisnis udah tidak jarang lagi. Makin banyak oportunity lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan uang selain bekerja kantoran. Google juga punya data, rata-rata orang yang bekerja di google itu 3,3 tahun. World is changing. Tapi dengan fakta ini saranku jangan modal nekat aja. Modal nekat itu bagus di beberapa momen, memberikan kita motivasi dan daya juang lebih, tapi modal nekat bisa habis. Ketika dihadapkan dengan waktu dan realita, itu tidak cukup. Rencanakan matang-matang.

comments powered by Disqus