Yang kita punya hanya waktu. Sebuah kalimat penyemangat buat kamu para middle class untuk tetap menggapai mencoba menggapai mimpinya, atau kalimat untuk menjustifikasi para high class bahwa harta dan kekuasaan yang dia miliki itu tidak dia miliki. Crab bucket mentality. Aku memilih mengartikan makna ini ke yang pertama.
Yang kita punya hanya waktu. Sejujurnya apa yang membedakan orang yang lebih “sukses” dengan orang yang belum? Yang menyamakan adalah, mereka semua punya waktu. Yang membedakan adalah, penggunaan waktu dari dua kelompok orang tersebut.
Kerja 8 jam itu waktu yang saaangat lama, dan kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita dengan banyak dalam waktu itu. Tapi kenapa terlalu terkesan lebih singkat? Karena kita di interupsi terus. Waktu, yang sebenarnya buat bekerja, diinterupsi terus sehingga kita merasa 8 jam itu sebentar, yang padahal, kita cuma bekerja beneran itu 1-2 jam saja.
Kita yang punya waktu kita, jangan sampai orang lain mencoba mengambil waktu kita. Kita terkadang tidak sadar bahwa, dilandasi oleh moral untuk membantu orang lain, tapi sebenarnya tidak tepat sasaran. Aku gak bilang membantu orang lain itu buruk, tentu saja tidak, dan kalian tau itu, tapi terkadang kita memberikan satu satunya hal yang kita miliki, ke orang yang tidak tepat. Itu yang disayangkan. Karena waktu itu tidak bisa kembali. Kita aja merasa kekurangan waktu, sekarang kita malah ngasi ke orang. Orangnya enggak tepat lagi.
Coba sekarang biasakan untuk memberikan waktu itu seolah-olah resources yang terbatas. Seperti harga. Dan kalian akan rasakan benefitnya.
Dan yang mencoba mencuri waktu kita itu bukan cuma orang. Tapi bisa juga suatu event, bisa juga sesuatu kegiatan yang sangat tidak ada baiknya. Contoh: Social media juga mencuri waktu kita, dan dia sangat lihai melakukan itu kepadaku.
Ada momen dimana orang-orang berada dalam suatu event, tapi sebenarnya dia tidak mau berada disitu. Tentu saja ini dalam beberapa hal kita tidak bisa elakan, karena kita makhluk sosial. Tapi, tapi, apabila ini bisa dilakukan, aku harap orang-orang mulai stop untuk melakukan ini. Alasannya biasanya yang paling sering adalah “enggak enak”. Kalau sebisa mungkin, alasan enggak enak ini sebenarnya ketidakenakan yang kita buat buat sendiri, yang sampai mengorbankan waktu kita, pikir lagi.