Ultra Focus

· 3 minute read

Kemarin sabtu lagi family trip. Nenek sudah dari tahun lalu dijanjiin main ke jakarta, dan baru kesampaian kemarin. 3 hari 2 malam, dan besok sudah balik lagi ke Bali.

Bangun subuh, berangkat, kurang tidur, perut kosong, dan ketika di tempat pertama, aku sudah mulai merasakan bahwa ada yang tidak beres. Ya, perutku mules. Aku bukan orang yang bisa boker sembarangan. Jadi menahan mules memang sudah kebiasaan lah, dan mencari toilet yang proper dan tepat, prefer di rumah, tapi kalau di luar cari yang proper. Nahan mules sudah menjadi skill. Tapi ada yang berbeda kemarin.

Mulesnya bener mules, kayak dia kadang-kadang muncul, kadang-kadangnya sering, dan ketika mules itu datang, langsung keringet dingin. Buset, aku gak tahan, cari toilet aja lah, gitu pikirku.

Di tempat wisata pertama, panas-panas, jalan, bawa tas berat. Lalur petunjuk toilet aku tuju, tapi nihil. Tidak ada tanda-tanda toilet, adanya gardu pln aja. Apa aku boker disini aja kali ya, pikirku kacau. Mules ini memang mules paling kacau, dan bikin semua badan berantakan.

Miracle, mulesnya hilang. Akhirnya karena sudah mau menuju ke tempat selanjutnya, aku santai karena destinasi selanjutnya adalah mall, dan di mall pasti toiletnya bagus.

Dan bener saja, macet. Gak begitu macet sebenarnya setelah ku pikir-pikir, tapi mulesnya muncul lagi! Membuat semua keadaan seolah-olah menentang kita. Universe is against us, untuk jongkok dan boker.

Di pikiranku cuma 1, bagaimana caranya aku ngeluarin isi perut ini. Fokus ku 1. Hidup dan mati. Gak ada yang aku kasi ngobrol denganku. Pandanganku lurus kejalan. Tanganku saling mencakup, jari jari kakiku kulipat, nafas ku atur, harapannya mules ini bisa bertahan sampai di mall.

Sesampainya di mall, aku langsung ke toilet, tanpa mikir apa. Loncat dari mobil, semua ku ignore, satpam, petugas toilet, ibu bapak, kakak, adik, langsung melesat ke singgasana. Sampai disana, hah~ semua rasanya langsung berubah. Suasana yang awalnya semua muram, mendung, sendu, sekarang menjadi ceria, berwarna dan cerah. Sangat perbedaan yang sangat kontras karena cuma mengeluarkan isi perut.

Lucu ya, ketika kita berada dalam suatu masalah, dan kita sudah di ujung tembok, kita tidak bisa kemana-mana kecuali terus maju kedepan, kita akan fokus untuk mencapai goal kita. Cerita mules tadi jadi salah satu contoh. Pada saat di momen itu, aku gak peduli apapun, aku ultra fokus untuk nahan mules, supaya tidak keluar sebelum sampai di toilet. Goalsnya adalah boker, masalahnya adalah nahan mules yang sangat-sangat sampai ketemu toilet.

Apabila kita bisa menerapkan konsep itu di mimpi yang kita ingin wujudkan, bagaimana sangat bisa tercapai mimpi kita itu. Kita fokus, tidak ada distraksi dari tempat manapun. Fokus tulus lurus, untuk mencapai mimpi kita.

Yang sebenarnya memperlambat itu adalah distraksi. Distraksi yang sangat berbagai macam bentuknya. Kita terlalu menggampangkan goals kita, bikin goals kita itu life and death moment, sama seperti cerita mules itu, dan kita akan bisa ultra fokus untuk menggapainya.

Bagaimana cara untuk membuat itu menjadi ultra fokus? Kasi tau aku kalau ketemu.

Related readings:

Laser Focus

comments powered by Disqus